Saturday, May 26, 2012

MUTIARANI DAN NOVI - MASA DEPAN BANGSA

Sungguh sangat terharu dan membanggakan mendengar dua nama yang merupakan nomor satu dan nomor dua peraih UN tertinggi tahun ini. Mutiarani adalah anak seorang pembantu rumah tangga, sedangkan Novi adalah anak seorang penjaga toko sepatu. Sungguh sangat mengharukan. 
Bagaimana tidak, ditengah hiruk pikuk dunia politik yang saling salah menyalahkan karena rebutan uang korupsi tidak ada yang mengakui dan juga praktek dinasti kekuasaan yang merajalela, rasanya disiram dengan air es yang sejuk mendengar berita ini. 
Melihat kesederhaan Novi Wulandari, siswi SMA 2 Lamongan yang merupakan anak seorang penjaga toko, sangat tersentuh hati ini untuk membantu seorang anak bangsa yang mempunyai potensi sangat tinggi. 
Menteri M. Nuh dari Jerman langsung berbicara dengan Novi dan menjanjikan bantuan pemerintah untuk Novi dapat meneruskan pendidikan dan suatu hari nanti mewujudkan cita-citanya untuk sekolah ke luar negeri. 
Inilah harapan dan masa depan bangsa ini, M. Nuh mengungkapkan kalimat yang sangat baik sekali yaitu "keadaan ekonomi keluarga boleh terbatas, akan tetapi keinginan dan cita-cita tidak boleh terbatas"
Kalimat ini lah yang merupakan modal awal bangsa ini untuk menjadi bangsa yang maju dan dihormati di dunia ini. 
Bangsa maju manapun di dunia ini melakukan investasi yang sangat mahal di dunia pendidikan. anak-anak dari dunia yang maju ini dapat belajar dan mengembangkan kemampuan mereka dengan segala fasilitas yang diberikan oleh pemerintahnya, seperti di singapore yang mempunyai fasilitas luar biasa untuk anak mengembangkan bakatnya. banyak orang Indonesia yang mempunyai uang banyak menyekolahkan anak-anaknya di singapore untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. 
Akan tetapi perbedaan sangat mendasar adalah di singapore segalanya merupakan fasilitas yang diberikan, ironisnya pendidikan kelas dunia di singapore sebagian dibiayai oleh orang-orang kaya indonesia yang menyekolahkan anaknya disana, yang membuat menangis hati ini adalah orang-orang kaya indonesia atas nama investasi dagang, menyumbangkan uang yang tidak sedikit kepada sekolah-sekolah di singapore, agar nama mereka dicatat sebagai benefactor. Demikian juga sekolah di amerika di donori oleh konglomerat indonesia agar namanya dijadikan monumen di sekolah bergengsi tersebut. 
Seorang novi adalah mutiara, ia tidak terpengaruh dengan segala keterbatasan dalam mewujudkan mimpinya. benar kata M. Nuh, cita-cita harus setinggi langit, dan itu lah yang terjadi dengan Novi. Cita-citanya mengalahkan segala keadaan yang jauh dari fasilitas pemerintah bahkan tidak ditoleh sama sekali, bahkan tidak terpikirkan sama sekali oleh konglomerat penyumbang sekolah di singapore tersebut.
Sistem pendidikan di Indonesia jauh dari sempurna, ditinjau dari kacamata barat, akan tetapi pendidikan bukan sekedar ilmu pasti. Pendidikan adalah juga pembentukan karakter dari seseorang, Indonesia kaya akan hal itu. Indonesia dengan segala keterbatasannya menyimpan sumber daya manusia yang sangat maju di dunia. akan tetapi sayang banyak dari mereka terjebak dalam sistem yang amburadul. 
Semua ini akan berubah dalam waktu mendatang, seorang Novi dan Mutiarani akan mampu merubah itu semua dengan merubah paradigma berpikir masyarakat yang katanya modern, bahwa segala sesuatu dapat di bayar dengan uang. Nyata sekali uang bukan lah modal utama seseorang untuk maju, akan tetapi CITA-CITA. 
Bangsa ini lahir dengan kemerdekaan karena cita-cita yang tinggi dari bapak bangsa. dan cita-cita itu yang akan merubah nasib bangsa yang terjebak dalam blunder ke amburadulan politik sekarang ini. 
ibarat tawas di tengah air yang keruh. kekuatan dan energi dari novi dan mutiarani akan merubah lautan yang keruh dan gelap menjadi terang benderang putih dan murni. Insya Allah!....

No comments:

Post a Comment